PERSYARATAN MENJADI ANGGOTA POLRI

PERSYARATAN MENJADI ANGGOTA POLRI

PERSYARATAN MENJADI ANGGOTA POLRI

Persyaratan Umum


1. Warga Negara Indonesia
2. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
3. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4. Sehat jasmani dan rohani ( surat keterangan sehat dari instansi kesehatan)
5. Tidak pernah dipidana karena melakukan suatu kejahatan
6. Berwibawa, jujur, adil dan berkelakuan tidak tercela
7. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bersedia ditugaskan sesuai keahlian atau latar belakang program studinya

Persyaratan lain


1. Belum pernah menikah dan sanggup tidak menikah selama diktuk.
2. Bersedia menjaani ikatan dinas pertama selama 10 tahun ,diangkat menjadi anggota POLRI
3. Memperoleh persetujuan dari  orang tua/wali bagi yang belum usia 20 tahun
4. Tidakterikat dengan perjanjian ikatan dinas lain
5. Pada saat mendaftar telah berdomisii di wilayah polda minial 1 tahun dengan di buktikan KTP setempat atau KK, bagi yang sedang menempuh di sekolah dan belum 1 tahun lulus, dibuktikan dengan raport/ijasah  dari sekoolah yang berada di wilayah polda pendaftaran.
6. Bagi yang sudah di tetapkan sebagai pegawai/karyawan/anggota polri:
a. Mendapat persetujuan / rekomendasi dari kepala instansi satker ybs
b. Bersedia deberhentikan dari pegawai/ karyawan bila diterima menjadi diktuk
7. Mengikuti dan lulus RIK / uji baik tingkat panda dan panpus dengan sistem dan urutan kegiatan yang sudah ditentukan

Tata Cara Registrasi Masuk Anggota Polri di www.penerimaan.polri.go.id

Tata Cara Registrasi Masuk Anggota Polri Secara Online di www.penerimaan.polri.go.id  

Berikut di bawah ini adalah Tata Cara Registrasi Secara Online di halaman

Tata Cara Registrasi Masuk Anggota Polri

www.penerimaan.polri.go.id

 

Tata Cara Registrasi


1. Membuka website www.penerimaan.polri.go.id setelah website terbuka peserta memilih menu registrasi.

2. Selanjutnya klik pilihan untuk "Penerimaan Taruna/i Akademi Kepolisian" atau "Penerimaan Inspektur Polisi Sumber Sarjana" atau "Penerimaan Brigadir Polisi" setelah terbuka isikan form registrasi secara lengkap dan benar (tidak dipalsu/sesuai dengan dokumen yang dimiliki peserta.

3. Setelah mengisi data, peserta agar memasukkan kode verifikasi sesuai gambar yang muncul pada kolom registrasi

4. Selanjutnya memasukkan password sesuai pilihan peserta (minimal 4 huruf/karakter) selanjutnya klik tombol DAFTAR

5. Maka akan muncul pesan informasi, selamat anda sudah mengisi form registrasi dengan benar, nomor registrasi ini harap disimpan dengan baik dan selanjutnya untuk penukaran nomor registrasi menjadi nomor ujian paling lambat ... (sesuai dengan yang tercantum pada form registrasi) Untuk informasi lebih lanjut harap melihat pengumuman di masing-masing Polda/Polres. Jika hilang dapat menghubungi Polda masing-masing.

6. Berdasarkan hasil registasi diatas peserta datang ke Polda atau Polres/Pabanrim sesuai form registrasi dengan membawa persyaratan lengkap dan menunjukkan nomor registrasi kepada panitia daerah.

7. Anda dapat mendownload tata cara registrasi. Klik link ini



*) Apabila jaringan internet dan website mengalami gangguan pada saat proses registrasi online, peserta dapat langsung melakukan pendaftaran ke Polda/Polres tanpa melalui proses registrasi online melalui website.

Tata Cara Registrasi Masuk Anggota Polri
Tata Cara Registrasi Masuk Anggota Polri

 Itulah Cara Registrasi Secara Online di halaman www.penerimaan.polri.go.id 
Jika masih bingung silahkan contact admin untuk tanya2 lebih lanjut :)

DAFTAR SPN (SEKOLAH POLISI NEGARA) DI INDONESIA | JADIPOLISI.COM

DAFTAR SPN (SEKOLAH POLISI NEGARA) DI INDONESIA | JADIPOLISI.COM


SEKOLAH POLISI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DALAM RANGKA  DIKTUK TA/BA/BA AGOL/PA AGOL 

  1. SPN SEULAWAH NAD 

  2. SPN SAMPALI SUMUT

  3. SPN PADANG BESI SUMBAR

  4. SPN PEKANBARU RIAU

  5. SPN BETUNG SUMSEL

  6. SPN BUKIT KABAH BENGKULUJ

  7. SPN JAMBI

  8. SPN KEMILING LAMPUNG

  9. SPN MANDALAWANGI BANTEN

  10. SPN LIDO METRO JAYA

  11. SPN CISARUA JABAR

  12. SPN PURWOKERTO JATENG

  13. SPN SELOPAMIORO DIY

  14. SPN MOJOKERTO JATIM

  15. SPN SINGARAJA BALI

  16. SPN PONTIANAK KALBAR

  17. SPN BALIKPAPAN KALTIM

  18. SPN BANJARBARU KALSEL

  19. SPN TJILIKRIWUT KALTENG

  20. SPN BATUAH SUMSEL

  21. SPN LABUAN PANIMBA SULTENG

  22. SPN KAROMBASAN SULUT

  23. SPN ANGGOTOA SULTRA

  24. SPN PASSO MALUKU

  25. SPN KUPANG NTT

  26. SPN BLANTING NTB

  27. SPN JAYAPURA PAPUA

    Itulah ke 27 DAFTAR SPN (SEKOLAH POLISI NEGARA) YANG ADA DI INDONESIA | JADIPOLISI.COM 

    DAFTAR SPN (SEKOLAH POLISI NEGARA) DI INDONESIA | JADIPOLISI.COM

     

Web Penerimaan Polri | www.penerimaan.polri.go.id | JadiPolisi.Com

Web Penerimaan Polri | www.penerimaan.polri.go.id

Web Penerimaan Polri | www.penerimaan.polri.go.id



Untuk anda yang ingin mengunjungi Web Penerimaan Polri cukup klik tuisan beikut :

www.penerimaan.polri.go.id


Web Penerimaan Polri | www.penerimaan.polri.go.id

Jadi Polisi? Siapa Mau?

 Jadi Polisi? Siapa Mau?

 Jadi Polisi? Siapa Mau?

polisiSaya selalu ingin berperan menjadi maling (pencuri), begitu juga anak-anak lelaki lainnya. Berlari, dikejar oleh seorang yang menjadi polisi menghasilkan energi luar biasa selain juga memberikan keceriaan tersendiri. Bayangkan, saya seringkali meledek sang polisi jika ia tidak mampu mengejar apalagi menangkap maling ini. Ada yang bilang, adalah wajar jika maling tidak tertangkap oleh polisi karena dalam permainan itu, maling selalu berlari lebih dulu beberapa meter dari polisi, sementara usia dan tinggi badan serta panjang kaki kami hampir sama persis. Namun saya sedikit membantah dengan dua alasan, pertama, maling dan polisi punya semangat yang berbeda, kedua tidak semua anak berlari sama cepatnya.

Terbukti, untuk beberapa kali permainan dimana saya selalu berharap untuk menjadi maling, saya pun tertangkap. Walaupun, dalam banyak kesempatan, saya selalu bangga karena sang polisi sudah seringkali kelelahan dan menyerah. Kalau sudah demikian, berakhirlah permainan. Si maling dan polisi pun berteman lagi dan mencari permainan baru. Tetapi jika saat kebetulan yang menjadi polisi ini seorang teman yang memang punya kecepatan berlari, sudah bisa dipastikan ia bisa menangkap maling. Atau paling tidak, para polisi itu berharap malingnya jatuh dan menyerah, sehingga dengan mudah ditangkap polisi.

Sahabat, baru saja saya menceritakan sebuah permainan masa kecil yang tidak pernah hilang dalam ingatan ini, mungkin juga teman-teman saya yang lainnya, termasuk sang polisi. Jelas ada alasan mengapa saya tidak bisa melupakan keceriaan permainan-permainan masa kecil itu, bukan karena saat ini saya sudah sangat jarang mendapati anak-anak bermain peran yang sama.

Berperan menjadi maling dan polisi, sebenarnya bukan sekedar bermain –meski dulu sewaktu memainkannya, saya tidak berpikir jauh selain kesenangan belaka- karena ada hal penting yang semestinya menjadi pelajaran dalam setiap aktifitas kita. Kalau mau ditelaah lebih jauh, hampir semua permainan masa kecil kita itu penuh dengan hikmah dan pelajaran. Semestinya, orang tualah yang berperan untuk menerangkan pelajaran dari setiap permainan, ini penting untuk menyadarkan anak bahwa di dalam permainan juga mengandung fungsi edukasi selain entertainment.

Dalam permainan ini misalnya, meski diwarnai dengan gelak tawa dan cemoohan ketika sang polisi tak mampu menangkap maling, Anda bisa membayangkan betapa anak-anak memiliki kesungguhan yang luar biasa pada saat melakukan permainan ini. Perhatikanlah mereka saat berlari, keduanya (maling dan polisi) memiliki energi tambahan dan semangat yang luar biasa. Yang satu didorong oleh ‘tekanan’ dari belakang untuk terus dan terus berlari secepat-cepatnya, sementara yang satu lagi memiliki semangat yang menggebu dan motivasi yang tinggi untuk mengejar, menangkap bahkan menaklukkan lawannya. Anda bisa melihat kesungguhan mereka dari kuatnya otot-otot kaki dan tangan mereka saat berlari, juga urat di leher yang menonjol bahkan tatatapan mata yang fokus ke depan.

Buat si maling, ia tentu akan dianggap lebih cerdik atau mungkin cerdas karena ia memiliki pandangan ke depan yang fokus sementara ia juga harus berfikir cepat bagaimana mengakali (baca: mengelabui) agar ia tak tertangkap. Ia juga harus berpikir cepat untuk mengambil langkah ataupun arah yang tepat di jalan-jalan yang tepat pula. Sedangkan sang polisi, bisa jadi tak kalah cerdik dan cerdasnya. Yang pasti, ia adalah type orang yang sangat sabar, pandangannya lebih tajam mengarah kepada tujuan dan ia biasanya termasuk orang-orang yang tak kenal menyerah.
Peran keduanya sungguh menarik, ada anak-anak yang selalu ingin berperan menjadi maling, ada juga yang inginnya menjadi polisi. Jangan pernah mengarahkan mereka untuk menjadi apapun, tapi arahkan mereka saat menjadi apapun. Anak-anak, seperti kita, mereka mempunyai dunianya sendiri, memiliki kecenderungan sendiri terhadap apapun. Cara berpikir anak-anak tentu berbeda dengan orangtua, maka itu jangan pernah memaksakan cara berpikir orang tua terhadap anak-anak, karena itu sama halnya dengan membunuh motivasi dan kreatifitas mereka.

Ada yang unik dari permainan Maling dan Polisi, saat si maling terjatuh dan mengaduh kesakitan karena kakinya berdarah, semestinya sang polisi senang dan tertawa karena dengan tidak susah payah ia akan menangkapnya. Tapi, apa yang dilakukan sang polisi? Kita semua tahu bahwa sang polisi justru akan berpura-pura jatuh dan ikut memegang-megang kakinya (biasanya di posisi sakit yang sama dengan temannya) yang tak sakit, juga ikut mengaduh kesakitan. Daniel Goleman dalam Emotional Intellegent menyebut perilaku demikian sebagai empati, salah satu ciri kecerdasan emosi. Sungguh, anak-anak kerap menjadi contoh terbaik bagaimana orang-orang tua perlu mengasah kembali kecerdasan emosinya, yang ternyata, jauh lebih menentukan kesuksesan seseorang ketimbang IQ (Intellegent Quotion).

Sahabat, ada yang ingin saya ungkapkan berkenaan dengan permainan ini. Suatu ketika saya merasa harus bertukar peran dengan teman yang selalu menjadi polisi, namun sebelumnya saya bertanya kepadanya, “Kenapa kamu selalu ingin menjadi polisi?” Mau tahu apa jawabnya? Dengan tersenyum penuh kebanggaan dia berkata, “Karena kamu selalu ingin jadi maling”.

Seketika saya jadi sangat iri kepadanya, benar-benar ia anak yang cerdas secara emosi dan tak egois. Banyak anak yang mau menjadi maling, tapi kalau ia ikut-ikutan menjadi maling, lalu siapa yang jadi polisi? Takkan pernah ada-lah permainan tersebut. Tapi ah, dasar anak-anak, menjadi apapun mereka tetap riang dan senang hati melakoninya. Perlu diketahui, kesenangan itu akan terasa lebih sempurna lagi di akhir permainan, siapapun yang berhasil unggul dalam permainan itu, apakah si polisi yang berhasil menangkap maling atau si maling yang tak terkejar, akan mendapatkan semacam ‘applaus’, sorakan kekaguman dan perhatian lebih dari anak-anak perempuan yang tak ikut bermain, tapi memperhatikan permainan ini. Bisa jadi, ini juga salah satu pemicu semangat … (Bayu Gautama, to “sang polisi”)

Diberdayakan oleh Blogger.